Mencuri Sholat dan Rizki

Posted: 8 Januari 2010 in Renungan

Suatu ketika Nabi Musa AS berjalan kaki melewati sebuah perkampungan, ia merasa heran karena kampung tersebut sangat sepi. Rupanya para penduduk kampung berkumpul di suatu tanah lapang. Di depan mereka ada seorang laki-laki yang diikat di sebatang pohon.

Waktu ditanya oleh Nabi Musa, “Kenapa dia diikat?” Mereka menjawab, ”Ya Musa! Inilah laki-laki yang mencuri barang-barang kami. Saat ini kami akan menghukum dia. Karena engkau singgah di sini, maka kami serahkan masalah ini kepadamu supaya engkau bertindak sebagai hakim!”

Nabi Musa menerima tugas tersebut dan berkata ”Baiklah! Bila saya diangkat menjadi hakim, maka ada beberapa hal yang harus kalian lakukan. Yaitu, pertama, silakan semua orang mencari senjata untuk menyakiti pencuri ini.”

Setelah semuanya mendapatkan senjata, Nabi Musa memberi tugas yang kedua, ”Siapkan senjatamu, angkat ke atas dan lemparkan ke tubuh laki-laki itu. Syaratnya yang berhak melemparkan senjatanya adalah mereka yang belum pernah menjadi maling.”

Apa yang terjadi? Setelah ditunggu sampai setengah jam tidak ada satu pun yang bergerak, dan melemparkan senjatanya. Tak lama kemudian majulah seorang kakek sambil berkata, ”Ya Musa! Walaupun kau tunggu sampai satu hari pun, tidak akan ada satu orang pun dari kami yang bereaksi, karena kami semua pernah jadi maling.”

Cerita maling, sekarang ini jarang kita temui seperti cerita maling jaman dulu. Dulu ada yang disebut maling budiman, maling yang megambil harta orang kaya untuk dibagikan kepada orang miskin atau yang tidak punya. Dia sendiri tidak memerlukannya, cukup sekedarnya. Makanya jarwo dhosoke maling itu jupuk amale wong sing ora eling (mengambil barang orang yang lupa diri selalu numpuk – numpuk harta). Kalau sekarang kagak ada cerita maling budiman. Semua maling itu jelek. Bahkan saking jeleknya, kalau ketangkap sudah pasti dihajar, digebukin dan kalau perlu dibakar hidup – hidup. Ngeri. Sebab maling sekarang bukan lagi sebentuk perlawanan terhadap ketimpangan, tetapi lebih sebagai perilaku dan penyakit sosial masyarakat. Kita banyak menengarai maling, baik yang kelas kakap maupun kelas teri. Bahkan para perompak itu lebih borju hidupnya dan disegani di sekitarnya. Aneh. Tetapi itulah realitanya. Oleh karena itu, jangan sampai kita ini menjadi maling. Tapi sadarkah kita bahwa sebenarnya potensi menjadi maling ada pada diri kita semua? Mana, kok bisa? Inilah faktanya.

Pertama, maling sholat. Rasululloh SAW bersabda; ”Seburuk-buruk pencuri adalah orang yang mencuri shalatnya.” Mendengar perkataan ini, para sahabat bertanya: ”Ya Rasulullah, bagaimana orang mencuri shalatnya itu?” Berkata Rasulullah SAW: ”Yaitu tidak ia sempurnakan ruku’nya dan sujudnya.” (HR Ahmad dan Tirmidzi dari Abu Qatadah).

Kenapa dikatakan paling jelek? Ini yang jarang kita temukan jawabannya. Karena yang kita curi adalah hak kita sendiri, tabungan kita sendiri. Umumnya mencuri atau maling itu ya punya orang lain. Tapi dalam sholat justru yang dicuri itu adalah kewajibannya sendiri. Bakal miliknya sendiri nanti di alam sana. Tapi begitu tega justru malah dikemplang sendiri. Kalau banyak cukong yang kalap dengan pencurian kayu, itu biasa. Karena yang diambil adalah bakal milik anak cucunya nanti. Banyak taipan ngemplang BLBI karena dia tahu itu adalah punya negara. Kalau tidak dia yang ambil mungkin orang lain yang dapat. Tapi kalau milik sendiri, tapi dicuri sendiri, sungguhlah keterlaluan namanya. Jadi seolah-olah tidak tahu cara mencuri sampai-sampai punya sendiri dicuri.

Kedua, maling rejeki. Bahwa sebagian dari rejeki yang diberikan Allah itu ada infaknya. ” Dan sebahagian dari apa-apa yang memberi rezki kami, mereka mau menginfakkan. ” (Q.S Al-Baqoroh : 2). Di ayat lain malahan Allah mengingatkan bahwa pada harta kita ada bagian untuk orang yang meminta-minta, bagian orang-orang fakir dan juga orang miskin. Jadi, ada haknya di harta kita yang harus kita keluarkan. Setiap bulan ramadhan kita diwajibkan mengeluarkan zakat, adalah sebagai bagian dari membersihkan harta. Karena ada hak orang lain didalam rejeki pemberian Allah itu. Jadi kalau kita tidak mengeluarkan, berarti kita telah menahan dan jika benar-benar kita tidak mengeluarkannya dan justru memakainya berarti kita telah mengambil hak orang lain. Dan pengambilan hak orang lain, tak lain adalah maling bukan? Selain itu ada perintah shodaqoh, mengajak makan orang miskin adalah bentuk-bentuk lain agar kita tidak terpolusi dengan virus maling ini. Bahkan, Allah malah mengeluarkan bebungah berupa ganti yang berlimpah jika kita tidak jadi pencuri. Mau infaq, mau zakat dan mau shodaqoh. Hebring kan?

Memang kita hidup di jaman yang sulit. Kata orang negeri kita penuh kecurangan dan kekurangan. Banyak maling dan brandal. Janganlah kita terpengaruh untuk menjadi maling secara profesional, rame-rame. Cukuplah kita menjaga agar tidak
menjadi sejelek-jeleknya maling, yaitu merampok diri sendiri.

Kalau boleh berandai, kita hidup di dalam cerita di atas, apakah kita termasuk orang yang melempar senjata atau diam saja? Mari berhitung kembali dengan harta dan diri kita.

Salam

From M Abdul Aziz at 3 AYAT ALQUR’AN Part II in Facebook

In Memoriam The Rev

Posted: 7 Januari 2010 in Music

The Rev in Beast and the Harlot video Clip

Berdasarkan beberapa laporan beberapa situs berita amerika, drummer Avenged Sevenfold, James Owen Sullivan atau sering kita panggil The Rev dinyatakan meninggal kemarin tanggal 28 Desember 2009 di rumahnya. Penyebab kematiannya belum begitu jelas karena saat berita ini dirilis masih terjadi kesimpang siuran berita.

Hal tersebut sangat menyentak seluruh anggota Avenged Sevenfold lainnya karena saat ini masih dalam proses pembuatan album baru seperti dalam pernyataan mereka di situs resmi Avenged Sevenfold. Bagi para pengemar Avenged Sevenfold ini juga merupakan suatu pukulan yang sangat telak.

It is with great sadness and heavy hearts that we tell you of the passing today of Jimmy “The Rev” Sullivan. Jimmy was not only one of the world’s best drummers, but more importantly he was our best friend and brother. Our thoughts and prayers go out to Jimmy’s family and we hope that you will respect their privacy during this difficult time.

Jimmy you are forever in our hearts.

We love you.

M Shadows, Synyster Gates, Zacky Vengeance and Johnny Christ

Semoga The Rev tenang di alam sana dan yang jelas bakal sulit tergantikan.

Pesan dar keluarga The Rev :

Keluarga James “The Rev” Owen Sullivan mengucapakan terima kasih kepada seluruh fans Avenged Sevenfold terutama fans The Rev atas simpatinya. Itu turut membantu keluarga mengurangi kesedihan karena mendapat dukungan dari banyak orang

We would like to thank all of Jimmy’s fans for the heartfelt comments that have been posted – it is comforting to know that his genius and antics were appreciated and that he was loved so much. Our hearts are broken – he was much too young to fall.

February 9, 1981 – December 28, 2009
Óg agus saor go deo (forever young and free)

Barbara & Joe, Kelly & Katie
& the extended Sullivan family

Mimpi Rasulullah

Posted: 26 Desember 2009 in Renungan

Pada suatu hari Rasulullah SAW sedang melakukan shalat subuh berjamaah dengan para sahabat. Selesai shalat beliau menghadapkan wajahnya pada para sahabat. Lalu beliau bertanya, “Siapakah diantara kalian yang tadi malam bermimpi tentang sesuatu?”. Para sahabat terdiam dan saling pandang satu sama lain. Rasulullah pun paham bahwa diantara para sahabatnya itu tidak seorang pun yang bermimpi dalam tidurnya tadi malam. “Hmm kalian tidak ada yang bermimpi?” tanya Rasulullah kembali. “Kalau aku tadi malam bermimpi….” Rasulullah mulai menceritakan mimpinya kepada para sahabat, “Dalam mimpiku aku melihat ada dua orang laki-laki yang datang menemuiku dan menjabat tanganku, lalu membawaku pergi ke suatu tempat. Di situ aku melihat ada seorang laki-laki sedang duduk. Sedangkan di hadapannya berdiri seseorang yang memegang sebuah pengait besi yang ujungnya tajam. Tiba-tiba orang itu menancapkan pengait besi yang ia pegang ke rahang kanan orang yang duduk itu hingga tembus sampai tengkuknya. Orang itu menjerit kesakitan. Lalu orang yang berdiri menarik pengait besi dari rahang kanan orang yang duduk dan rahangnya pun pulih kembali. Pada saat yang bersamaan orang yang berdiri menghujamkan pengait besi itu ke rahang kiri orang yang duduk. Begitulah hal itu dilakukan berulang kali. Aku bertanya, “Apakah ini?” Kedua orang laki-laki yang membawaku menjawab, “Teruslah berjalan”. Aku pun terus berjalan hingga aku melihat seorang laki-laki yang berbaring dalam posisi telentang dan seorang laki-laki lain berdiri diatas kepalanya dengan membawa sebuah batu besar. Orang yang berdiri itu menghantamkan batu besar ke arah kepala orang yang teletang hingga kepala itu hancur. Sementara batu menggelinding jauh. Orang yang berdiri pun mengambil batu itu dan ketika kembali, kepala orang yang telah hancur itu telah pulih seperti sediakala. Ia kembali menghancurkan kepala orang itu, begitu seterusnya. Aku bertanya, “Pemandangan apakah ini?” Kedua orang laki-laki itu menjawab, “Teruslah berjalan”. Mereka mengajakku terus berjalan hingga melewati sebuah lubang mirip dengan tungku, yang atasnya sempit dan bawahnya lebar, sementara api berkobar-kobar dibawah lubang itu. Di dalamnya terdapat orang-orang laki-laki dan perempuan yang telanjang. Setiap kali nyala api membesar, orang-orang yang ada di dalamnya terangkat ke atas seakan-akan mereka hendak terlempar keluar. Ketika nyala api mulai mengecil, orang-orang itu berjatuhan ke dasar lubang. Aku pun bertanya, “Siapa mereka ini?” Kedua orang laki-laki itu menjawab, “Teruslah berjalan”. Perjalanan pun aku lanjutkan hingga tiba di sebuah sungai darah dan seorang laki-laki yang berkubang di dalamnya. Sementara seorang laki-laki lain berdiri di pinggir sungai dengan sejumlah batu di depannya. Ketika orang yang berkubang di tengah-tengah sungai darah itu hendak menepi, laki-laki yang berdiri di pinggir sungai langsung menyerang dengan lemparan batu hingga mulut dan wajahnnya hancur. Setiap kali orang yang berada di dalam sungai ingin keluar dari sana, laki-laki yang berdiri di pinggir itu melemparkan sebuah batu ke mulutnya sehingga menyebabkan ia terjerembab dan kembali ke tempatnya semula. Aku bertanya, “Siapa ini?” Kedua orang laki-laki itu menjawab, “Teruslah berjalan”. Maka aku pun meneruskan perjalanan hingga tiba di sebuah kebun hijau lebat yang indah dan di dalamnya terdapat sebuah pohon yang sangat besar. Di bawah pohon besar itu duduk seorang laki-laki tua dengan sejumlah anak. Aku juga melihat di bawah pohon besar itu ada seorang laki-laki sedang menyalakan api di depannya. Belum sempat aku bertanya, kedua orang yang bersamaku membawaku naik ke atas pohon itu lalu mengajakku masuk ke dalam rumah yang paling indah yang pernah kulihat. Di dalamnya terdapat sejumlah orang tua, anak muda, perempuan dan anak-anak. Kemudian mereka membawaku keluar dari rumah itu. Dibawanya aku ke atas pohon yang lebih tinggi dan mengajakku masuk ke sebuah rumah yang lebih elok dan lebih indah dari rumah sebelumya. Di dalamnya ada sejumlah orang-orang tua dan anak-anak muda. Lalu aku katakan kepada kedua orang yang membawaku, “Kalian telah membawaku berkeliling sepanjang malam dan telah banyak kejadian-kejadian yang aku lihat. Sekarang ceritakan padaku apa arti semua itu”. Kedua orang itu berkata, “Baiklah. Orang yang kau lihat rahangnya ditusuk dengan pengait besi, dia adalah seorang pembohong dan selalu mengatakan kebohongan. Hingga kebohongannya tersebar dimana-mana. Maka ia akan dihukum seperti itu pada hari kiamat”. “Orang yang kau lihat kepalanya dihancurkan dengan batu besar adalah orang yang telah diberi Allah pengetahuan Al Quran tetapi ia tidur sepanjang malam, tidak pernah mau membacanya. Sehingga perbuatannya di dunia tidak didasarkan atas pengetahuan Al Quran yang telah ia miliki. Maka ia akan disiksa seperti itu pada hari kiamat”. “Sementara orang-orang yang kau lihat berada di dalam lubang seperti tungku adalah orang-orang yang semasa hidup di dunia melakukan perbuatan zina. Sedangkan orang-orang yang lihat berkubang di sungai darah adalah orang-orang yang makan riba dan uang yang mereka peroleh adalah dari hasil riba”. “Orang yang kau lihat duduk di bawah pohon adalah Nabiyullah Ibrahim. Anak-anak yang ada di sekelilingnya adalah ruh anak-anak yang telah meninggal sebelum mereka mencapai aqil baligh. Sedangkan orang yang mengobarkan api itu adalah Malaikat Malik penjaga neraka. Adapaun rumah pertama yang kau masuki adalah rumah surga untuk orang-orang yang beriman pada umumnya. Sedangkan rumah kedua yang kau masuki adalah rumah surga untuk orang-orang yang mati syahid. Aku adalah Jibril dan ini adalah Mikail. Sekarang angkat kepalamu”. “Aku mengangkat kepalaku dan melihat sesuatu seperti awan diatasku”. Mereka berkata, “Disitulah istanamu wahai Muhammad”. Aku berkata, “Ijinkan aku masuk ke istanaku”. Mereka berkata, “Tidak bisa. Karena masih ada sisa umurmu di dunia. Jika kau telah menjalani sisa umurmu, kau akan masuk ke tempatmu”. Hadits Riwayat Bukhari Kitabul Jana’iz . [Oleh: Dave Ariant Yusuf W]

From M Abdul Aziz at 3 AYAT ALQUR’AN Part II in Facebook

Definisi Protocol TCP/IP

Posted: 12 Desember 2009 in Uncategorized

Definisi Protocol TCP/IP

TCP adalah nama protokol jaringan. Sedangkan protokol dapat diilustrasikan sebagai suatu seperangkat aturan perusahaan-perusahaan dan produk software yang harus melekat ke dalam suatu urutan yang membuat produk-produk mereka dapat kompatibel dengan yang lainnya. Aturan-aturan tersebut untuk memastikan komputer yang menjalankan TCP/IP versi Hewlett Packard dapat berhubungan dengan PC Compaq yang menjalankan TCP/IP ataupun dengan Mainframe. Jika ditinjau dari metode cara kerjanya, maka vendor software yang memproduksi tidak begitu pending bagi sistem TCP/IP. TCP/IP merupakan protokol terbuka, maksudnya adalah semua spesifikasi dari protokol disebarkan dan digunakan oleh siapa saja.MODEL OSI TCP/IP
Application Application
Presentation
Session Transport
Transport Internet
Network Network Interface
Data Link
Physical Physical

TCP/IP hanya terdiri dari lima layer saja dari tujuh fungsi model OSI. Berikut ini adalah layer dari protokol TCP/IP:
Layer 5 ~ layer Application. Aplikasi-aplikasi seperti FTP, Telnet, SMTP dan NFS direlasikan ke layer ini.
Layer 4 ~ Layer Transport. Di dalam layer ini, TCP dan UDP menambahkan data transport ke paket dan melewatinya ke layer internet.
Layer 3 ~ Layer Internet. Pada saat memulai aksi pada lokal host Anda (host pemrakarsa) tersebut dilakukan atau merespon ke host lain (host penerima), layer ini mengambil paket dari layer transport dan menambahkan informasi IP sebelum mengirimkannya ke layer-layer Network Interface.
Layer 2 ~ Layer Network Interface. Device jaringan inilah sebagai host atau komputer lokal. Melalui media inilah data tesebut dikirim ke layer Physical.
Layer 1 ~ Layer Physical. Layer 1 secara harafiah adalah Ethernet, protokol Poin-to-Point, atau Serial Line Interface Protocol (SLIP) itu sendiri. Dengan kata lain layer ini merupakan sistem kabelnya.

Setiap layer menambahkan data header dan trailer ke dalam masing-masing layer, kemudian pesan tersebut dipaketkan dari layer diatasnya. Pada host penerima, data dibuka paketnya satu layer pada saat itu juga, dan kemudian informasi dikirim ke level tertinggi berikutnya sampai ia mencapai host aplikasi.
Pengalamatan IP

Pengalamatan jaringan (network address) tidak seperti physical addresses yang melebur ke dalam hardware manapun. Pengalatan jaringan diberikan oleh Administrator jaringan dan secara logika dikonfigurasikan kedalam device jaringan.

Selain pengalamatan logik untuk subnet, TCP/IP memberikan alamat logik ke masing-masing host pada jaringan. Meskipun pengalamatan tersebut menyulitkan setup jaringan, pengalamatan IP secara logik mempunyai beberapa keuntungan, yaitu:
Pengalamatan IP secara logik bebas menentukan peng-implementasian physical layer. Pemrosesan layer teratas dapat menggunakan pengalamatan logika tanpa memperhatikan mereka sendiri dengan format alamat dari physical layer di bawahnya.
Device dapat mempertahankan alamat IP yang sama, sekalipun physical layernya diganti. Mengubah jaringan dari Token Ring ke Ethernet tidak akan mempengaruhi pengalamatan IP.
Format Pengalamatan IP

Pengalamatan IP berupa nomor 32 bit yang terdiri dari alama Subnet dan Host. Metode yang digunakan untuk pengkodean alamat pada pengalamatan IP agak membingungkan bagi pengguna baru dan merupakan batu sandungan utama bagi pengguna baru TCP/IP.

Berikut ini adalah contoh alamat IP:

11001000010001110001001000011000

Alamat di atas tidak mudah diingat dan benar-benar sulit untuk mengenali perbedaan antara dua alamat dengan cepat. Anggaplah bahwa dua alamat ditempatkan tidak berdekatan dalam halaman yang sama, seberapa cepat Anda dapat mengetahui perbedaan antara alamat sebelumnya dan yang satu ini:

11001000100001110001001000011000

perubahan kecil pada alamat di atas akan membuat perbedaan besar pada fungsi alamat tersebut. Untuk memudahkan bekerja dengan pengalamatan IP, pengalamatan 32 bit secara khusus dibagi ke dalam 4 octet (8 bit section):

11001000 01000111 00010010 00011000

Ternyata masih belum mudah, tetapi pada langkah berikutnya dianggap paling mudah. Masing-masing octet dapat diterjemahkan ke dalam bilangan decimal dengan range antar 0 sampai 255. Hal ini akan menuntun kita ke metode yang lebih konvensional seperti yang ditunjukkan pada alamat IP berikut ini:

202.155.16.2

Format tersebut biasa disebut dengan dotted-decimal notation.
Class Alamat IP

Setiap alamat IP terdiri dari dua field, yaitu:
Field Net-Id, alamat jaringan logika dari subnet dimana komputer dihubungkan
Field Host-Id, alamat device logical yang secara khusus digunakan untuk mengenali masing-masing host pada subnet

Secara bersama-sama, net-id dan host-id menyediakan masing-masing host pada internetwork dengan alamat IP khusus.

Pada saat protokol TCP/IP dibangun secara original, jaringan komputer tersebut akan masuk ke salah satu dari ketiga kategori berikut ini:
Jumlah jaringan kecil tersebut mempunyai jumlah host yang besar
Sejumlah jaringan dengan jumlah host sedang
Jumlah jaringan besar akan mempunyai jumlah host yang kecil

Untuk alasan tersebut, pengalamatan IP diorganisasikan ke dalam class-class. Anda dapat meng-identifikasikan class dari suatu pengalamatan IP dengan pemeriksaan octet pertama sebagai berikut:
1. Jika octet pertama mempunyai nilai dari 0 hingga 127, octet tersebut adalah alamat class A. Karena 0 dan 127 di dalam octet tersebut mempunyai kegunanaan khusus, 126 pengalamatan class A dapat digunakan, masing-masing dapat mendukung 16.777.214 host
2. Jika octet pertama mempunyai nilai dari 128 hingga 191, ini adalah alamat class B, masing-masing dapat mendukung sampai 65.543 host
3. Jika octet pertama mempunyai nilai dari 192 hingga 233, maka ini adalah alamat class C. Ada 2.097,92 alamat class C yang dapat digunakan, masing-masing mendukung sampai 254 host

ClassA                       Class B                        Class C

NNNNNNNN                NNNNNNNN                NNNNNNNN                  Octet I

HHHHHHHH                NNNNNNNN                NNNNNNNN                  Octet II

HHHHHHHH                HHHHHHHH                NNNNNNNN                  Octet III

HHHHHHHH                HHHHHHHH                HHHHHHHH                  Octet IV

Keterangan:
N = Net-Id
H = Host-Id

Jika host suatu alamat class yang dapat didukung tergantung dari cara class mengalokasikan octet pada net-id dan host-id. Lihat tabel berikut untuk lebih jelasnya:

Class IP      Khusus Octet I          Net-Id          Host-Id           Total Host per-jaringan
A                    1 – 126               Octet I         Octet II – IV                    16.777.214
B                   128 – 191         Octet I – II      Octet III – IV                           65.543
C                  192 – 233         Octet I – III          Octet IV                                254

Keterangan:
Sebagaimana yang Anda lihat, alamat class A hanya menggunakan octet pertama untuk net-id jaringan. Tiga octet yang tersisa disediakan untuk digunakan sebagai host-id
Pengalamatan class B menggunakan dua octet untuk didesain net-id. Octet ketiga dan keempat digunakan oleh host-id
Pengalamatan class C menggunakan tiga octet net-id jaringan. Hanya octet keempat saja yang digunakan untuk host-id

Contoh:
Ada 5 host dalam suatu jaringan, artinya menggunakan class C
Aturan class C adalah: Net-Id     Net-Id     Net-Id

Host-Id

Maka penulisannya menjadi:
Host 1 : 192.168.0.1
Host 1 : 192.168.0.2
Host 1 : 192.168.0.3
Host 1 : 192.168.0.4
Host 1 : 192.168.0.5
Dapat dilihat bahwa perbedaan diatas hanyalah pada host-id saja, sedangkan net-id adalah sama setiap komputer
Pengalamatan IP Khusus

Hal yang perlu Anda catat adalah jangan menambahkan angka pada subnet atau host yang didukung oleh suatu alamat class tertentu. Hal ini dikarenakan beberapa alamat disimpan untuk maksud tertentu. Jika Anda melakukan setup jaringan TCP/IP, Anda akan memberikan alamat IP dab harus tetap menjaga pembatasan berikut ini:
Alamat dengan nilai pertama 127 adalah alamat pembalik yang digunakan untuk men-diagnostik dan testing. Pesan yang dikirim ke 127 akan kembali kepada pengirimnya. Untuk itu 127 tidak dapat digunakan untuk net-id, walaupun secara teknis octet pertama 127 adalam alamat class A.
Angka 255 dalam octet adalah calon broadcast atau multicast. Pesan yang dikirim ke 255.255.255.255 akan dikirim ke setiap host-host yang ada pada jaringan lokal Anda. Sedangkan pesan yang dikirim ke 165.10.255.255 akan dikirim ke setiap host-host pada jaringan 165.10.
Octet pertama tidak memiliki nilai diatas 233. Alamat-alamat tersebut dipesan dengan maksud untuk multicast dan experimental.
Octet terakhir dari host-id tidak boleh 0 atau 255.
Subnet Mask

Subnet Mask adalah pola bit yang mendefinisikan porsi alamat IP yang mewakili alamat subnet. Karena organisasi octet dari setiap class alamat IP sudah didefinisikan semua, maka maksud pertama dari subnet mask tidak jelas, tetapi mempunyai alasan yang bagus mengenai keberadaanya.Class IP Subnet Mask Default
A 255.0.0.0
B 255.255.0.0
C 255.255.255.0
http://www.sejutablog.com/mengenal-protocol-tcpip-untuk-jaringan-komputer/

Sebuah Renungan untuk Kita

Posted: 12 Desember 2009 in Uncategorized

Dalam kehidupan kita sehari-hari, kita percaya bahwa kebohongan akan membuat manusia terpuruk dalam penderitaan yang mendalam, tetapi kisah ini justru sebaliknya. Dengan adanya kebohongan ini, makna sesungguhnya dari kebohongan ini justru dapat membuka mata kita dan terbebas dari penderitaan, ibarat sebuah energi yang mampu mendorong mekarnya
senyantum bunga yang paling indah di dunia.

Sebutlah namanya Adi…

Cerita bermula ketika ia masih kecil, ia terlahir sebagai seorang anak laki-laki di sebuah keluarga yang miskin. Bahkan untuk makan saja, seringkali ia menahan laparnya. Ketika makan, ibu sering memberikan porsi nasinya untuknya. Sambil memindahkan nasi ke mangkuknya, ibu berkata :
“Makanlah nak, aku tidak lapar” ———-
KEBOHONGAN IBU YANG PERTAMA

Ketika ia mulai tumbuh dewasa, ibu yang gigih sering meluangkan waktu senggangnya untuk pergi memancing di kolam dekat rumah, ibu berharap dari ikan hasil pancingan, ia bisa memberikan sedikit makanan bergizi untuk petumbuhannya. Sepulang memancing, ibu memasak sup ikan yang segar dan mengundang selera. Sewaktu Adi memakan sup ikan itu, ibu duduk disampingny dan memakan sisa daging ikan yang masih menempel di tulang yang merupakan bekas sisa tulang ikan yang ia makan. Ia melihat ibu seperti
itu,hati juga tersentuh, lalu menggunakan sumpitnya dan memberikannya kepada ibunya. Tetapi ibu dengan cepat menolaknya, ia berkata : “Makanlah nak, aku tidak suka makan ikan” ———-
KEBOHONGAN IBU YANG KEDUA

Sekarang ia sudah masuk SMP, demi membiayai sekolah abang dan kakaknya, ibu pergi ke koperasi untuk membawa sejumlah kotak korek api untuk ditempel, dan hasil tempelannya itu membuahkan sedikit uang untuk menutupi kebutuhan hidup. Di kala musim dingin tiba, Adi bangun dari tempat tidurnya, melihat ibu masih bertumpu pada lilin kecil dan dengan gigihnya melanjutkan pekerjaannya menempel kotak korek api. Ia berkata :”Ibu, tidurlah, udah malam, besok pagi ibu masih harus kerja.” Ibu tersenyum dan berkata :”Cepatlah tidur nak, aku tidak capek” ———- KEBOHONGAN IBU YANG KETIGA

Ketika ujian tiba, ibu meminta cuti kerja supaya dapat menemani Adi pergi ujian. Ketika hari sudah siang, terik matahari mulai menyinari, ibu yang tegar dan gigih menunggu ia di bawah terik matahari selama beberapa jam. Ketika bunyi lonceng berbunyi, menandakan ujian sudah selesai. Ibu dengan segera menyambutnya dan menuangkan teh yang sudah disiapkan dalam botol yang dingin untuknya. Teh yang begitu kental tidak dapat dibandingkan dengan kasih sayang yang jauh lebih kental. Melihat ibu yang dibanjiri peluh, ia segera memberikan gelasnya untuk ibu sambil menyuruhnya minum. Ibu berkata :”Minumlah nak, aku tidak haus!”———- KEBOHONGAN IBU YANG KEEMPAT

Setelah kepergian ayah karena sakit, ibu yang malang harus merangkap sebagai ayah dan ibu. Dengan berpegang pada pekerjaan dia yang dulu, dia harus membiayai kebutuhan hidup sendiri. Kehidupan keluarganya pun semakin susah dan susah. Tiada hari tanpa penderitaan. Melihat kondisi keluarga yang semakin parah, ada seorang paman yang baik hati yang tinggal di dekat rumahnya pun membantu ibunya baik masalah besar maupun masalah kecil. Tetangga yang ada di sebelah rumah melihat kehidupan kita yang begitu sengsara, seringkali menasehati ibunya untuk menikah lagi. Tetapi ibu yang memang keras kepala tidak mengindahkan nasehat mereka, ibu berkata :”Aku tidak butuh cinta”———-
KEBOHONGAN IBU YANG KELIMA

Setelah Adi, kakaknya dan abangnya semuanya sudah tamat dari sekolah dan bekerja, ibu yang sudah tua sudah waktunya pensiun. Tetapi ibu tidak mau, ia rela untuk pergi ke pasar setiap pagi untuk jualan sedikit sayur untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Kakaknya dan abangnya yang bekerja di luar kota sering mengirimkan sedikit uang untuk membantu memenuhi kebutuhan ibu, tetapi ibu bersikukuh tidak mau menerima uang tersebut. Malahan mengirim balik uang tersebut. Ibu berkata : “Aku punya duit”———-KEBOHONGAN IBU YANG KEENAM

Setelah lulus dari S1, Adi pun melanjutkan studi ke S2 dan kemudian memperoleh gelar master di sebuah universitas ternama di Amerika berkat sebuah beasiswa di sebuah perusahaan. Akhirnya ia pun bekerja di perusahaan itu. Dengan gaji yang lumayan tinggi, ia bermaksud membawa ibunya untuk menikmati hidup di Amerika. Tetapi ibu yang baik hati, bermaksud tidak mau merepotkan anaknya, ia berkata kepadia “Aku tidak terbiasa” ———-
KEBOHONGAN IBU YANG KETUJUH

Setelah memasuki usianya yang tua, ibu terkena penyakit kanker lambung, harus dirawat di rumah sakit, ia yang berada jauh di seberang samudra atlantik langsung segera pulang untuk menjenguk ibunda tercinta. Ia melihat ibu yang terbaring lemah di ranjangnya setelah menjalani operasi. Ibu yang keliatan sangat tua, menatap ia dengan penuh kerinduan. Walaupun senyum yang tersebar di wajahnya terkesan agak dipaksa karena sakit yang ditahannya. Terlihat dengan jelas betapa penyakit itu menjamahi tubuh ibunya sehingga ibunya terlihat lemah dan kurus kering. Adi sambil menatap ibunya sambil berlinang air mata. Hatinya perih, sakit sekali melihat ibunya dalam kondisi seperti ini. Tetapi ibu dengan tegarnya berkata : “Jangan menangis anakku…Aku tidak kesakitan” ———-
KEBOHONGAN IBU YANG KEDELAPAN

Setelah mengucapkan kebohongannya yang kedelapan, ibunya tercinta menutup matanya untuk yang terakhir kalinya.

Dari cerita di atas, saya percaya teman-teman sekalian pasti merasa tersentuh dan ingin sekali mengucapkan : ” Terima kasih ibu ! ”
Coba dipikir-pikir, sudah berapa lamakah kita tidak menelepon
ayah ibu kita?

Sudah berapa lamakah kita tidak menghabiskan waktu kita untuk
berbincang dengan ayah ibu kita?

Di tengah-tengah aktivitas kita yang
padat ini, kita selalu mempunyai beribu-ribu alasan untuk meninggalkan ayah ibu kita yang kesepian. Kita selalu lupa akan ayah dan ibu yang ada di rumah.

Jika dibandingkan dengan kerjaan kita, kita pasti lebih peduli dengan pekerjaan atau segala kesibukan kita. Buktinya, kita selalu cemas akan pekerjaan kita. Namun, apakah kita semua pernah mencemaskan kabar dari orang tua kita?Cemas apakah orang tua kita sudah makan atau belum? Cemas apakah orang tua kita sudah bahagia atau belum? Apakah ini benar? Kalau ya, mari kita renungkan kembali lagi.
Di waktu kita masih mempunyai kesempatan untuk membalas budi orang tua kita, lakukanlah yang terbaik. Jangan sampai ada kata “
MENYESAL” di kemudian
hari..